Jumat, 06 Desember 2024

RTV Live: Profile, Sejarah dan Link Streaming RTV

RTV Live

RTV, yang diucapkan dalam bahasa Indonesia sebagai [ɛrtifi], adalah jaringan televisi swasta nasional yang dimiliki oleh Rajawali Corpora. Siaran perdana RTV dimulai pada 1 November 2009 di Jakarta dengan nama awal B-Channel. Kemudian, pada 3 Mei 2014, mereka memutuskan untuk mengganti nama menjadi RTV.

Sekarang, RTV lebih fokus pada program hiburan yang menyasar anak-anak dan keluarga. Acara-acara mereka dirancang untuk memberikan kesenangan dan edukasi, jadi cocok banget buat ditonton bareng keluarga. Yang menarik, RTV sempat menjadi raja siaran televisi di Indonesia sebelum munculnya RCTI, yang merupakan stasiun televisi swasta pertama di tanah air, pada tahun 1989.

Jadi, kalau kamu lagi nyari tayangan seru yang bisa dinikmati bersama keluarga, RTV bisa jadi pilihan yang tepat!

Sejarah dan Latar Belakang RTV

Sebelum RTV muncul di layar kaca, ada sebuah stasiun televisi lokal yang bisa dibilang sebagai cikal-bakalnya, yaitu TVN (Televisi Nusantara). Awalnya, TVN ini sempat direncanakan dengan nama NTV dan GOTV. Stasiun ini berbasis di Lippo Cikarang, Jawa Barat, untuk tempat produksinya, sementara pusat operasionalnya berada di Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta.

Menurut beberapa sumber, TVN dimiliki oleh Rajawali Corpora, yang mengakuisisi stasiun ini pada tahun 2007. Dengan langkah ini, Rajawali Corpora berusaha untuk memperluas jangkauan siaran mereka dan mempersiapkan fondasi untuk peluncuran B-Channel, yang kemudian berubah menjadi RTV.

Jadi, bisa dibilang bahwa RTV lahir dari sejarah yang kaya dan penuh inovasi. Dari TVN ke B-Channel, perjalanan ini menunjukkan bagaimana industri televisi di Indonesia terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan penontonnya.

Awal Siaran TVN dan Rencana Ekspansinya

TVN mulai mengudara sekitar pertengahan 2008, dan saat itu siarannya berlangsung dari jam 10:00 hingga 22:00 WIB setiap hari. Cakupan siaran mereka cukup terbatas, hanya di Cikarang dan sekitarnya. Konsep acara yang diusung TVN pun menarik, dengan proporsi 60% pendidikan dan 40% hiburan, semuanya dikemas dengan nuansa yang kreatif dan segar.

Ada rencana ambisius di balik layar TVN, yaitu untuk berekspansi dengan mendirikan sejumlah stasiun televisi lokal baru. Mereka merencanakan stasiun seperti NTV Medan (53 UHF), NTV Balikpapan (34 UHF), TVN Yogyakarta (44 UHF), dan BTV/TVB Jakarta (23 UHF). Bahkan, mereka juga ingin merambah ke daerah lain seperti Cirebon, Ambon, Bali, Batam, Pekanbaru, dan Lampung.

Setelah melihat perkembangan selanjutnya, tampaknya rencana itu terwujud, meskipun dengan nama yang berbeda. Misalnya, BTV/TVB diubah menjadi B-Channel. TVN pun berfungsi sebagai pusat produksi untuk acara-acara B-Channel dan jaringannya. Frekuensi TVN kemudian menjadi bagian dari jaringan B-Channel sebagai induk. Ini menunjukkan bagaimana TVN berperan penting dalam perjalanan RTV, dari awal yang sederhana hingga menjadi jaringan yang lebih besar dan berpengaruh di Indonesia.

Perjalanan Awal B-Channel

B-Channel, yang kini dikenal sebagai RTV, awalnya muncul sebagai stasiun televisi lokal dari Jakarta. Siaran percobaannya dimulai pada akhir 2007, dan secara resmi mulai beroperasi efektif sejak 20 Oktober 2008. Kehadirannya diumumkan secara publik melalui sebuah diskusi pada 29 Oktober 2009, dan akhirnya resmi bersiaran pada 1 November 2009 dengan cakupan siaran di Jabodetabek.

Program-program yang ditawarkan B-Channel saat itu lebih fokus pada tayangan yang ramah keluarga, terutama untuk anak-anak dan berbasis edutainment, yang disuplai dari TVN. Untuk memastikan operasional berjalan lancar, B-Channel merekrut Alex Kumara, seorang pakar pertelevisian, sebagai direktur teknik.

Waktu siarannya berlangsung dari jam 07:00 hingga 22:00 WIB, dengan mayoritas acara yang ditayangkan merupakan program impor. Strategi ini terbukti efektif dalam menarik perhatian penonton, terutama karena B-Channel memilih untuk tidak menayangkan sinetron, yang saat itu sangat mendominasi layar kaca. Beberapa acara populer yang ditayangkan termasuk American Idol, Family Ties, dan The Cosby Show, serta serial animasi seperti Shaun The Sheep dan Timmy Time.

Dengan pendekatan yang berbeda ini, B-Channel berhasil mengukir namanya di industri televisi Indonesia, memberikan alternatif hiburan yang berkualitas dan mendidik bagi keluarga.

Kepemimpinan dan Visi B-Channel

Meskipun TVN dikabarkan dimiliki oleh Rajawali Corpora, sosok yang lebih dikenal publik di B-Channel adalah Sofia Koswara, seorang pengusaha mebel asal Cikarang yang menjabat sebagai CEO. Sofia berinisiatif mendirikan B-Channel karena keprihatinannya terhadap tayangan televisi yang dianggapnya tidak bermutu. Dia melihat banyak acara yang lebih mementingkan kekerasan, kebencian, dan kemarahan demi meraih rating tinggi, sehingga dia ingin menghadirkan program-program yang lebih inspiratif di layar kaca.

Namun, masih ada ketidakjelasan apakah B-Channel sepenuhnya dimiliki oleh Sofia atau Rajawali Corpora. Beberapa sumber menyebutkan bahwa B-Channel juga merupakan bagian dari kepemilikan Rajawali. Yang pasti, program-program B-Channel kemudian disiarkan oleh sejumlah stasiun televisi lokal di berbagai daerah, seperti MNTV Surabaya, CT Channel Bandung, dan CNTV Medan. Dari sini, bisa dilihat bahwa banyak televisi lokal memang disiapkan untuk menjadi bagian dari jaringan B-Channel sejak awal, melalui kerjasama yang terjalin.

Pada 4 Maret 2010, B-Channel berhasil mendapatkan Izin Penyelenggaraan Penyiaran, dan tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari jadi stasiun ini. Dengan visi yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, B-Channel berusaha menjadi alternatif tayangan yang lebih mendidik dan menarik bagi penonton di Indonesia.

Ekspansi dan Inovasi B-Channel

Pada awal 2011, B-Channel mulai memperluas siarannya dengan menjangkau satelit Palapa D dan beberapa televisi berlangganan. Ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan audiens. Di bulan April tahun yang sama, mereka juga mulai memproduksi program-programnya sendiri, seperti D'Joglo dan Sepakat Untuk Tidak Sepakat. Ini adalah langkah penting untuk menghadirkan konten yang lebih lokal dan relevan bagi penontonnya.

Untuk meningkatkan eksposurnya, B-Channel tidak hanya bergantung pada siaran, tetapi juga aktif melakukan berbagai kegiatan, termasuk menyelenggarakan nikah massal di Senayan. Kegiatan semacam ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga menunjukkan komitmen B-Channel terhadap masyarakat.

Diperkirakan pada tahun ini, B-Channel memiliki sekitar 500 karyawan, dengan proporsi program impor dan lokal mencapai 60-40%. Seiring berjalannya waktu, B-Channel, bersama induknya TVN, semakin mendominasi siaran di jaringan televisi di berbagai daerah. Bahkan, banyak program lokal yang ditayangkan di jaringannya merupakan hasil produksi TVN, menandakan bahwa kolaborasi ini berhasil dalam menghadirkan konten yang berkualitas dan menyenangkan bagi penonton di seluruh Indonesia.

Perkembangan B-Channel di Tahun 2012 dan 2013

Pada tahun 2012, B-Channel mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah melalui Kepmenkominfo No. 143/KEPI M.KOMINFO/03/2012, yang memberikan izin kepada B-Channel untuk beroperasi sebagai televisi berjaringan nasional. Dengan status baru ini, B-Channel semakin memperkuat identitasnya. Salah satu perubahan yang mencolok adalah logo-logo anggota jaringannya yang diubah menjadi mirip dengan induk, dengan warna biru khas B-Channel, yang mulai diterapkan pada Januari 2012. Selain itu, pada 1 Oktober 2012, slogan baru mereka juga diluncurkan: “Inspirasi Anda.”

Pada tahun 2013, upaya untuk memperkuat jangkauan nasional semakin intensif. Beberapa televisi lokal dalam jaringan B-Channel mulai mengubah nama mereka agar lebih mirip dengan induknya, misalnya MNTV Surabaya yang berubah menjadi B-Channel Surabaya. Pembangunan pemancar baru, seperti yang dilakukan di Sukabumi pada akhir 2013, juga terus dilakukan untuk memperluas cakupan siaran.

B-Channel juga berusaha mengenalkan diri lebih luas kepada publik dengan menghadirkan berbagai program menarik, termasuk drama Korea/Asia. Pada bulan September 2012, B-Channel resmi memperoleh hak siar untuk menyiarkan pertandingan sepak bola Ligue 1 Prancis selama dua tahun, dari musim 2012-2013 hingga 2013-2014. Mereka berkomitmen untuk menyiarkan total 204 pertandingan, dengan enam pertandingan setiap minggunya, tayang pada Jumat, Sabtu, Minggu, dan Senin malam hingga tengah malam.

Meskipun telah menambah variasi program, fokus B-Channel tetap pada acara hiburan, soft news, dan variety show yang ramah keluarga. Semua langkah ini bertujuan untuk menjadikan B-Channel sebagai pilihan utama bagi pemirsa di seluruh Indonesia.

Perubahan Besar di B-Channel Awal 2014

Di awal tahun 2014, terjadi perubahan penting di B-Channel ketika Maria Goretti Limi mengambil alih posisi direktur utama, menggantikan Lanny Rahardja yang sebelumnya menjabat. Maria sebelumnya merupakan bagian dari antv, dan kehadirannya membawa angin segar bagi stasiun televisi ini.

Tahun 2014 juga menandai perubahan signifikan dalam programming B-Channel. Mereka mulai memperbanyak acara lokal, termasuk in-house production, film televisi (FTV), dan program berita hard news. Pada bulan Maret 2014, B-Channel meluncurkan beberapa program baru seperti Lensa Sore (yang kemudian berganti nama menjadi Lensa Indonesia), Ngopi (Ngobrol Pagi), dan Indonesia Menentukan. Selain itu, mereka juga memperkenalkan infotainment bernama Xtra Seleb.

Menjelang pertengahan 2014, ada tanda-tanda bahwa nama B-Channel akan segera berubah. Promosi dilakukan dengan penuh semangat melalui berbagai cara, termasuk kuis, video di YouTube, dan tanda-tanda lainnya, seperti peluncuran laman web baru. Semua ini menjadi bagian dari kampanye "Menuju Grand Launching Langit Rajawali," yang menandakan perubahan besar yang akan datang.

Dengan semua langkah ini, B-Channel menunjukkan komitmennya untuk beradaptasi dan berkembang, membawa konten yang lebih relevan dan menarik bagi penontonnya di Indonesia.

Perubahan Nama Menjadi RTV

Akhirnya, pada 28 April 2014, nama baru B-Channel resmi diumumkan ke publik dalam sebuah konferensi pers: Rajawali Televisi, atau disingkat RTV. Untuk memperkenalkan nama dan logo baru ini kepada pemirsa, RTV meluncurkan siaran perdana Lensa Indonesia Pagi pada 3 Mei 2014.

Berbeda dengan B-Channel yang lebih banyak menayangkan program impor, RTV memiliki visi yang lebih berfokus pada acara-acara lokal dan in-house production. Mereka menekankan pentingnya perubahan dan pembaharuan, serta konten yang bersifat edukatif. RTV ingin menjangkau audiens dengan cara yang lebih relevan dan bermanfaat bagi masyarakat.

Target pasar RTV juga diatur dengan cermat, dengan fokus pada perempuan dan anak, yang merupakan sekitar 60% dari programnya. Hal ini dianggap sebagai strategi yang potensial, mengingat perempuan dan anak memiliki peran penting sebagai konsumen dan dalam hal jumlah pemirsa. Dengan pendekatan ini, RTV berharap dapat meningkatkan jumlah penonton menjadi 2-3 kali lipat, menciptakan basis audiens yang lebih kuat dan terlibat.

Transformasi ini menunjukkan komitmen RTV untuk menjadi stasiun televisi yang lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan penontonnya di Indonesia.

Grand Launching RTV dan Harapan ke Depan

Perubahan nama dan identitas RTV resmi diresmikan pada acara "Grand Launching Langit Rajawali" yang berlangsung pada 3 Mei 2014. Acara ini dihadiri oleh banyak tokoh penting, termasuk pemilik Rajawali Corpora, Peter Sondakh, serta beberapa pejabat terkemuka, seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam acara yang diklaim menggunakan teknologi baru hologram dan dimeriahkan oleh berbagai artis, Sondakh menyampaikan harapannya agar RTV bisa menjadi agen perubahan yang menciptakan nilai positif bagi bangsa. Momen ini sangat penting karena menandai transisi RTV menjadi stasiun televisi yang lebih berorientasi pada masyarakat dan konten lokal.

Pada saat yang sama, semua stasiun televisi anggota jaringan B-Channel juga mengubah nama mereka menjadi RTV diikuti oleh nama daerah masing-masing. Ini merupakan langkah strategis untuk menegaskan identitas RTV sebagai televisi nasional berjaringan yang lebih kuat.

RTV mengklaim bahwa dengan rebranding ini, mereka kini berada di peringkat ke-10 di antara 11 jaringan televisi, bersaing dengan pemain besar di industri penyiaran. Mereka optimis bahwa dalam 3-4 tahun mendatang, RTV akan mencapai titik impas dan mulai menghasilkan keuntungan. Namun, perjalanan ini tidaklah mudah; RTV harus menghadapi tantangan besar, terutama karena rating acaranya masih banyak yang relatif rendah pada awalnya.

Dengan semua harapan dan tantangan ini, RTV berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan tayangan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, sambil berusaha untuk meningkatkan kualitas dan popularitas program-programnya.

Perkembangan Program dan Manajemen RTV

Saat RTV baru memulai siarannya, program yang ditayangkan didominasi oleh berbagai drama—baik impor maupun lokal—serta acara anak-anak. Pada bulan April 2015, RTV bahkan sempat merelai siaran MTV selama tiga hari (dari 7 hingga 10 April) di seluruh jaringannya, menunjukkan fleksibilitas dan keberanian mereka dalam bereksperimen dengan konten.

Salah satu program yang cukup berhasil menaikkan pamor RTV adalah Olimpiade Indonesia Cerdas, yang telah diadakan beberapa kali dan mendapatkan respons positif dari pemirsa. Namun, di tengah kesuksesan tersebut, RTV menghadapi tantangan internal yang menyebabkan perubahan manajemen. Pada September 2015, Maria Goretti Limi mundur dari posisi direktur utama. Dia kemudian digantikan sementara oleh Satrio Tjai, yang merupakan orang kepercayaan Rajawali, hingga RTV menemukan penggantinya yang sekarang, Artine Savitri Utomo.

Di tengah perubahan kepemimpinan ini, RTV berusaha untuk memperluas jangkauannya di dunia olahraga. Pada Oktober 2015, mereka berhasil mendapatkan hak siar Piala Dunia U-17 FIFA 2015, yang menjadi langkah strategis untuk menarik perhatian penonton baru dan meningkatkan rating siaran mereka.

Dengan semua perubahan ini, RTV terus beradaptasi dan mencari cara untuk tetap relevan di industri penyiaran yang kompetitif, berfokus pada inovasi serta menghadirkan konten yang lebih menarik dan beragam bagi penontonnya.

Fokus pada Acara Anak-Anak dan Kegiatan Off-Air RTV

Sejak 2017, RTV mulai mengalihkan fokusnya secara bertahap ke acara anak-anak, dan hal ini berdampak positif pada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh jaringan televisi ini, baik di udara maupun di luar udara (off-air).

Contohnya, pada 19 Mei 2017, dalam rangka merayakan hari ulang tahun ketiganya, RTV menayangkan sebuah teater musikal bertajuk Pesta Sahabat. Acara ini sangat sukses dan bahkan telah melahirkan sejumlah sekuel yang semakin menarik perhatian penonton muda.

Kemudian, pada Februari 2018, RTV meresmikan sebuah studio mini di KidZania Jakarta. Studio ini dilengkapi dengan peralatan yang sama seperti studio televisi pada umumnya, memberikan pengalaman yang lebih nyata bagi anak-anak yang ingin belajar tentang dunia penyiaran.

Pada 3 Mei 2019, RTV merayakan hari ulang tahun kelimanya dengan menayangkan teater musikal baru berjudul RTV 5 Makin Cakep: Hey Tayo. Acara ini merupakan kolaborasi antara para pengisi acara Pesta Sahabat dan tokoh-tokoh dari serial animasi Tayo the Little Bus, yang sangat populer di kalangan anak-anak.

Di saat yang sama, RTV juga meluncurkan maskot baru bernama Rio, yang menggantikan maskot lamanya, Mr. Ravi, yang digunakan dari tahun 2014 hingga 2018. Perubahan ini menunjukkan komitmen RTV untuk terus berinovasi dan menghadirkan konten yang lebih relevan dan menarik bagi audiens muda mereka.

Dengan semua langkah ini, RTV berusaha untuk menjadi pilihan utama bagi keluarga dengan anak-anak, memberikan tayangan yang edukatif dan menghibur.

Menjaga Keberagaman Program RTV

Meskipun RTV semakin fokus pada acara anak-anak, mereka tetap mempertahankan beberapa program lain yang juga penting bagi pemirsanya, seperti olahraga dan berita. Pada 9 Mei 2017, RTV berhasil mendapatkan hak siar untuk menyiarkan seluruh pertandingan Piala Konfederasi FIFA 2017 dan empat pertandingan Piala Dunia U-20 FIFA 2017. Ini menunjukkan komitmen RTV untuk tetap menyediakan konten olahraga yang menarik bagi para penggemar.

Kemudian, pada tahun 2020, RTV kembali menambah jangkauan siarannya dengan menyiarkan langsung pertandingan sepak bola kasta kedua Inggris. Mereka memperoleh hak siar untuk EFL melalui kerja sama dengan pemilik lisensi Nex Parabola, Vidio, dan Champions TV selama dua musim ke depan, yaitu dari 2020-21 hingga 2021-22. RTV berencana untuk menyiarkan total 110 pertandingan EFL Championship, yang berarti sekitar tiga pertandingan per minggu, baik dalam format siaran langsung maupun tunda.

Dengan langkah-langkah ini, RTV menunjukkan bahwa meskipun mereka fokus pada konten anak-anak, mereka juga berkomitmen untuk memberikan pilihan hiburan yang beragam bagi seluruh keluarga, dari berita terkini hingga pertandingan olahraga yang seru.

Kembalinya Rajawali Corpora ke Industri Penyiaran

RTV dapat dikatakan sebagai pengganti jaringan televisi yang sebelumnya dimiliki oleh Rajawali Corpora, yaitu RCTI. Sejak Oktober 2003, RCTI secara resmi sepenuhnya dimiliki oleh Media Nusantara Citra, yang membuat Rajawali Corpora kehilangan kepemilikan di dunia televisi untuk sementara waktu.

Namun, dengan kepemilikan Rajawali atas B-Channel, yang kemudian berganti nama menjadi Rajawali Televisi (RTV), ini menandakan kembalinya konglomerasi ini ke industri penyiaran. Langkah ini tidak hanya menunjukkan ambisi Rajawali untuk kembali bersaing di dunia televisi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk menghadirkan konten yang lebih inovatif dan relevan bagi pemirsa.

Kembalinya Rajawali Corpora melalui RTV menandai babak baru dalam perjalanan mereka di industri media, membawa pengalaman dan sumber daya yang mereka miliki untuk menciptakan tayangan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Kepemilikan Saham RTV dan Kemitraan Strategis

RTV tidak hanya dikuasai oleh Rajawali Corpora, tetapi juga memiliki sekitar 20% saham yang dimiliki oleh konglomerasi lainnya, yaitu Mayapada Group. Saham tersebut diperoleh setelah akuisisi yang dilakukan pada akhir Agustus 2016. Meskipun memiliki persentase saham yang signifikan, Mayapada tidak memegang pengendalian penuh atas RTV, karena mereka merasa kurang memiliki pengalaman di bidang media.

Pemilik Mayapada, Tahir, menyatakan bahwa akuisisi ini menciptakan kemitraan strategis antara dua konglomerasi besar tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun Mayapada tidak terlibat langsung dalam pengambilan keputusan operasional RTV, mereka tetap memiliki andil dalam pertumbuhan dan pengembangan stasiun televisi ini.

Meskipun situs web Mayapada Group tidak mencantumkan kepemilikan mereka di RTV, iklan dari Bank Mayapada diketahui pernah tayang di jaringan televisi ini. Hal ini menandakan adanya sinergi antara kedua perusahaan, meskipun dalam konteks kepemilikan, Mayapada lebih berperan sebagai mitra strategis daripada pengendali.

Logo RTV: Makna dan Simbolisme

Logo RTV yang saat ini digunakan diluncurkan pada 3 Mei 2014, bersamaan dengan pergantian nama dari B-Channel. Setiap elemen dalam logo ini memiliki makna yang mendalam:

  • Warna Biru: Mewakili warna langit yang tidak terbatas, serta simbol keseimbangan dan kepercayaan. Ini menunjukkan bahwa RTV adalah perusahaan yang terbuka terhadap tantangan, mengusung harmoni, dan percaya bahwa mereka dapat menaungi ide-ide besar untuk disampaikan kepada pemirsanya.

  • Warna Ungu: Melambangkan kemuliaan dan kesucian. Ini mencerminkan tanggung jawab RTV terhadap budaya dan pengetahuan, sekaligus memberikan akses terhadap hiburan yang berkualitas.

  • Garis dan Bentuk Organik: Digunakan dalam desain kepala rajawali, melambangkan kedinamisan perusahaan di tengah industri penyiaran yang kompetitif. Ini menunjukkan kemampuan RTV untuk beradaptasi dengan perubahan dan tantangan.

  • Mata Rajawali: Fokus dan tajam, mewakili konsistensi RTV dalam merumuskan dan menjalankan strategi yang efektif.

Secara keseluruhan, logo yang berbentuk kepala rajawali ini mencerminkan visi RTV untuk menjadi pemimpin di industri pertelevisian Indonesia. Nama "Rajawali" sendiri melambangkan burung rajawali yang kuat di udara, sekaligus merefleksikan pemegang saham utamanya, Rajawali Corpora.

Pemilihan nama ini dilakukan setelah konsultasi antara (mantan) direktur utama, Maria Goretti Limi, dan agensi penjenamaan pada awal 2014. Nama-nama lain seperti Singa TV, Andromeda TV, dan Spekta TV juga diusulkan, namun akhirnya terpilihlah nama RTV yang kita kenal sekarang.

Logo B-Channel: Desain dan Makna

Saat masih bernama B-Channel, logo yang digunakan berbentuk huruf "B" berwarna biru (sebelumnya abu-abu). Huruf "B" ini mengandung berbagai makna positif, seperti:

  • Best (Terbaik)
  • Bright (Cerah)
  • Brave (Berani)
  • Beautiful (Indah)
  • Blessing (Memberkati)

Warna biru pada logo melambangkan kedamaian dan keberanian, sementara warna putih menggambarkan kejujuran. Keseluruhan desain logo ini mencerminkan semangat perusahaan dalam menghadirkan program-program yang berkualitas dan inspiratif bagi penontonnya.

Logo B-Channel juga mengalami beberapa perubahan minor sepanjang waktu, dengan versi terakhirnya diluncurkan pada 1 Januari 2011. Perubahan ini mencerminkan semangat baru dalam memberikan inspirasi kepada seluruh keluarga, sejalan dengan komitmen B-Channel untuk menjadi pilihan utama dalam dunia pertelevisian.

Slogan B-Channel dan RTV

Sebagai B-Channel

  1. Inside Big City: (20 Oktober 2008 - 31 Oktober 2009, saat siaran percobaan)
  2. B Inspired!: (1 November 2009 - 31 Desember 2010)
  3. Inspirasi Keluarga Anda: (1 Januari 2011 - 30 September 2012)
  4. Inspirasi Anda: (1 Oktober 2012 - 3 Mei 2014)

Sebagai RTV

  1. Untuk Indonesia: (3 Mei 2014 - 1 Juni 2018)
  2. Makin Cakep: (1 Juni 2018 - sekarang)

Slogan-slogan ini mencerminkan evolusi dan fokus dari stasiun televisi, dari orientasi awal yang lebih umum menjadi lebih spesifik dan relevan dengan audiens Indonesia.

Acara RTV: Fokus dan Target Pasar

Saat diluncurkan, RTV menargetkan audiens dari segala usia dengan pendekatan yang bersifat umum, terutama untuk perempuan dan ibu-ibu berusia 5-44 tahun. Meskipun demikian, RTV juga menyediakan program-program yang ditujukan untuk laki-laki, seperti berita dan olahraga.

Pada saat peluncurannya, RTV berjanji untuk tidak menayangkan acara sinetron, namun janji ini tidak sepenuhnya terwujud, karena mereka akhirnya menayangkan FTV Movinesia. Ini menunjukkan bahwa meskipun RTV memiliki visi untuk menjadi stasiun televisi yang berfokus pada konten yang lebih mendidik dan menghibur, mereka juga harus beradaptasi dengan permintaan pasar dan tren yang ada.

Dengan demikian, RTV berusaha menawarkan beragam program yang menarik untuk berbagai segmen audiens, menciptakan pengalaman menonton yang lebih inklusif.

Perubahan Program dan Fokus Baru RTV

Belum mendapatkan hasil yang memuaskan, RTV sejak 2015 mulai menjajal penyiaran acara-acara K-Pop, termasuk drama Korea dan program seperti Running Man, mirip dengan strategi yang diterapkan saat masih bernama B-Channel. Meskipun demikian, mereka tetap mempertahankan program khusus untuk perempuan melalui segmen Female Corner.

Dengan masuknya manajemen baru pada April 2017, RTV melakukan perubahan signifikan dalam programming-nya dengan fokus pada acara untuk anak-anak. Ini mencakup serial animasi dan acara realitas anak, yang sebenarnya sudah ada sejak era B-Channel, namun tidak mendominasi jam tayang pada saat itu. Acara-acara ini dikemas dalam berbagai tema, seperti Zona Ceria dan Super Girly.

Strategi ini terbukti cukup sukses, dengan program-program seperti Tayo the Little Bus dan Robocar Poli menjadi populer di kalangan penonton anak. Namun, seiring dengan meningkatnya siaran animasi asing, RTV pernah beberapa kali mendapat peringatan dari Komisi Penyiaran Indonesia karena tidak memenuhi batas program asing dan siaran lokal di jaringannya.

Keseluruhan perubahan ini menunjukkan usaha RTV untuk beradaptasi dengan permintaan pasar dan memberikan konten yang lebih relevan bagi audiens muda, sambil tetap memperhatikan regulasi yang ada.

Ekspansi Program Anak RTV

Tidak ingin menyia-nyiakan keberhasilan program anak yang telah ada, RTV kemudian memperluas variasi kontennya. Mereka mulai memperkenalkan acara berbasis tokusatsu dan anime, seperti Ultraman, Kamen Rider, Super Sentai, dan Power Rangers. Selain itu, program animasi lokal seperti Adit Sopo Jarwo juga mulai ditayangkan.

Acara-acara animasi dan program anak ini perlahan-lahan mendominasi jam tayang RTV, menciptakan penawaran yang menarik bagi audiens muda. Meskipun demikian, RTV tetap mempertahankan beberapa program non-anak, seperti berita dan sinetron/drama/FTV klasik, terutama dari dalam negeri, yang mulai ditayangkan sejak 2016.

Dengan langkah-langkah ini, RTV menunjukkan komitmennya untuk memberikan beragam konten yang memenuhi kebutuhan dan preferensi penontonnya, sambil tetap menjaga keseimbangan antara program anak dan program untuk audiens yang lebih luas.

 

Saluran RTV

Freqwensi Satelit RTV

  • Telkom-4 (gratis): 3949/V/4333 (MPEG-4/HD)
  • Asiasat-9 (gratis): 3880/H/33000 (MPEG-4/HD)
  • K-Vision: 107 (SD)
  • Nex Parabola: 112
  • Transvision: 816

Kabel

  • First Media: 35

IPTV

  • Biznet Home: 22
  • IndiHome: 118 (HD)
  • Indosat HiFi: 11
  • MyRepublic: 561 (HD)

Link Streaming RTV

Dengan berbagai opsi saluran ini, RTV dapat diakses oleh pemirsa melalui berbagai platform, memastikan bahwa kontennya dapat dinikmati oleh lebih banyak orang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disqus Comments