
Kompas TV adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia yang fokus pada konten berita. Berikut adalah beberapa informasi penting tentang Kompas TV:
Sejarah Kompas TV
Latar Belakang
Keterlibatan Kompas Gramedia dalam industri penyiaran televisi dimulai pada tahun 1996, ketika harian Kompas membantu Indosiar dalam peliputan berita untuk acara Fokus melalui kepemilikan 30% saham di perusahaan patungan PT Indomedia Wartatama. Kerjasama ini berakhir pada tahun 1999 saat perusahaan tersebut dibubarkan.
Meskipun Kompas Gramedia telah memiliki niat untuk mendirikan televisi swasta sejak tahun 1970-an, baru setelah Reformasi, mereka bisa mewujudkan keinginan tersebut dengan mendirikan TV7 pada tahun 2001. Namun, setelah Trans Corp membeli saham TV7 pada tahun 2006, nama stasiun ini diubah menjadi Trans7, dan saham Kompas Gramedia menurun menjadi hampir setengah dari Trans Corp.
Kembali ke Penyiaran
Keberhasilan yang kurang memuaskan dengan pengelolaan TV7 tidak membuat Kompas Gramedia mundur dari industri penyiaran. Mereka menyadari bahwa bisnis media cetak yang selama ini menjadi andalan tidak dapat diandalkan secara terus-menerus. Pada tahun 2008, mereka mendirikan PT Gramedia Media Nusantara untuk mempersiapkan televisi berjaringan baru bernama Kompas Gramedia Televisi (KGTV) Network. KGTV mulai menunjukkan kinerjanya dengan memproduksi beberapa acara bersama televisi lain.
Pendirian Kompas TV
Rencana untuk mendirikan perusahaan penyiaran baru akhirnya terealisasi pada 2011 dengan nama Kompas TV. Pada awalnya, Kompas TV bertindak sebagai penyedia konten untuk sejumlah stasiun televisi lokal di berbagai daerah di Indonesia. Nama "Kompas TV" sebelumnya digunakan oleh bagian Kompas.com untuk video berita dan siaran langsung, yang bisa dianggap sebagai "cikal bakal" jaringan televisi ini.
Kompas TV dikonsepkan sebagai televisi yang bersifat inspiratif, menghibur, dan berkualitas. Target pasar ditetapkan sebesar 6% dari semua jenis penonton. Dalam persiapan siaran, gedung lima lantai dibangun dan diresmikan pada 14 Juli 2011, diikuti dengan peresmian studio berita pada 6 September 2011. Karyawan Kompas TV terdiri dari rekrutan baru dan jurnalis dari harian Kompas.
Dengan fondasi yang kuat dan pengalaman yang diperoleh dari proyek sebelumnya, Kompas TV berkomitmen untuk menjadi salah satu penyedia berita terkemuka di Indonesia.
Awal Siaran Kompas TV
Kompas TV memulai siaran percobaan dari 1 Agustus hingga 8 September 2011. Selama periode ini, stasiun ini beroperasi bersamaan dengan stasiun induknya, KTV, dengan waktu siaran selama 19 jam setiap hari, mulai pukul 05.00 hingga 00.00 WIB. Pada 30 Agustus 2011, siaran diperluas ke delapan stasiun televisi di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Solo, Yogyakarta, dan Makassar.
Peluncuran Resmi
Kompas TV resmi diluncurkan pada 9 September 2011 dalam acara bertajuk Simfoni Semesta Raya, yang disiarkan oleh beberapa televisi lokal di jaringannya. Dalam kesempatan tersebut, Jakob Oetama menyatakan harapannya agar Kompas TV dapat "mencerahkan bangsa dan memperkaya manusia."
Kontroversi dan Perubahan Logo
Meskipun diharapkan dapat memberikan kontribusi positif, kehadiran Kompas TV tidak berjalan mulus. Stasiun ini mengalami protes dari Komisi Penyiaran Indonesia. Sebagai respons, pada 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya dengan menghilangkan tulisan "TV." Namun, tulisan tersebut kembali digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga 19 Oktober 2017.
Teknologi Penyiaran
Kompas TV termasuk salah satu jaringan televisi pertama di Indonesia yang mengadopsi kualitas gambar beresolusi tinggi (High Definition), yang sebelumnya dikenal sebagai Kompas HD. Langkah ini menunjukkan komitmen Kompas TV untuk menghadirkan kualitas siaran yang lebih baik bagi pemirsanya.
Dengan langkah-langkah ini, Kompas TV berusaha untuk membangun fondasi yang kuat dalam industri penyiaran Indonesia.
Kehadiran Kompas TV di Jabodetabek
Kompas TV awalnya menggandeng KTV, sebuah televisi lokal asal Banten yang bersiaran di 28 UHF. KTV mendapatkan izin siaran di Serang, meskipun pemancarannya dilakukan dari Tangerang. Namun, pada 19 Desember 2011, pemerintah memaksa KTV untuk memindahkan pemancarnya, yang mengakibatkan KTV (dan Kompas TV) tidak dapat dinikmati di Jakarta.
Kembali Mengudara
Setelah melalui proses izin, Kompas TV akhirnya mendapatkan izin untuk kembali mengudara pada 22 Juni 2012. Sebagai bentuk syukur atas kembalinya siaran, diadakan sebuah acara syukuran pada 28 Juni 2012, yang bertepatan dengan hari lahir harian Kompas. Tanggal ini sempat dijadikan sebagai hari jadi Kompas TV selama beberapa waktu.
Namun, seiring berjalannya waktu, tanggal perayaan tersebut dikembalikan ke 9 September, yang merupakan tanggal resmi peluncuran Kompas TV. Kembalinya Kompas TV ke udara menandai langkah penting dalam memperluas jangkauan siaran dan memberikan akses berita kepada masyarakat di Jabodetabek.
Pengambilalihan TV Plus! dan Perkembangan Kompas TV
Untuk mencegah masalah yang terjadi sebelumnya, pada tahun 2014, Kompas TV mengambil alih stasiun televisi lokal TV Plus! yang bersiaran di 25 UHF dan berlokasi di Bogor. Badan hukum TV Plus! (PT Cipta Megaswara Televisi) kemudian dijadikan sebagai pengelola dari Kompas TV, serta sebagai induk dari jaringannya di seluruh Indonesia.
Upaya Pembentukan Badan Hukum
Sebelumnya, Kompas TV juga telah melakukan upaya pembentukan badan hukum baru dengan nama PT Kompas TV Media Televisi untuk mengelola siarannya, namun usaha tersebut tidak terealisasi. Akhirnya, badan hukum yang direncanakan tersebut digunakan sebagai badan hukum stasiun anggotanya di Gorontalo.
Sistem Stasiun Jaringan
Sejak 2012, Kompas TV secara formal telah mengadopsi sistem stasiun jaringan berdasarkan Kepmenkominfo No. 194/KEP/M.KOMINFO/04/2012 yang dikeluarkan pada 9 April 2012. Pada saat itu, induk dari sistem jaringan tersebut berada di TVB, yang kini dikenal sebagai Kompas TV Jawa Tengah, yang berbasis di Semarang.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Kompas TV untuk memperkuat posisinya dalam industri penyiaran dan memastikan kelangsungan operasionalnya di seluruh Indonesia.
Perpindahan Siaran dan Evolusi Jaringan Kompas TV
Pada 28 Juni 2015, siaran Kompas TV di Jakarta resmi berpindah ke 25 UHF. Pada saat yang sama, TV Plus! mengubah namanya menjadi MGSTV dan beralih ke kanal baru 32 UHF. Perpindahan frekuensi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas siaran Kompas TV, sehingga memungkinkan stasiun ini untuk menaikkan rating-nya.
Perubahan Nama dan Jaringan
Berbeda dari KTV yang dipisahkan operasionalnya dan susunan acaranya, anggota jaringan Kompas TV secara bertahap diubah namanya menjadi Kompas TV + nama daerah. Misalnya, BCTV diubah menjadi Kompas TV Surabaya. Perubahan ini mengisyaratkan transisi Kompas TV dari sekadar penyedia konten menjadi jaringan televisi nasional.
Pertumbuhan Jaringan
Diperkirakan pada tahun 2016, terdapat sekitar 30 stasiun televisi lokal yang menjadi anggota jaringan Kompas TV. Langkah ini mencerminkan pertumbuhan dan penguatan posisi Kompas TV dalam industri penyiaran Indonesia, serta upaya untuk menjangkau lebih banyak pemirsa di seluruh tanah air.
Program Awal dan Penayangan Olahraga di Kompas TV
Fokus Awal pada Hiburan
Pada awalnya, program Kompas TV lebih menekankan pada acara-acara hiburan yang bersifat mendidik dan melokal, di mana salah satu pelopornya adalah Indra Yudhistira. Berbeda dengan jaringan atau stasiun televisi lain yang banyak menayangkan sinetron, program di Kompas TV didominasi oleh acara dokumenter, gelar wicara, edutainment, kuis, dan sejenisnya. Meskipun demikian, porsi penayangan acara berita di Kompas TV jauh lebih besar dibandingkan dengan jaringan televisi berbasis hiburan lainnya pada saat itu.
Perubahan Menu Acara
Karena tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dari program-program hiburan tersebut, Kompas TV mulai memperluas variasi kontennya dengan menayangkan acara olahraga. Pada tahun 2013, Kompas TV memegang hak siar Bundesliga (hanya untuk musim 2013-2015) dan Serie A musim 2014–2015 melalui kerjasama dengan beIN Sports. Selain itu, Kompas TV juga pernah menayangkan ajang balap mobil Formula Satu (musim 2012 dan 2013) melalui kerjasama dengan Fox Sports, serta hak siar untuk berbagai kompetisi dan turnamen olahraga lainnya, termasuk bulutangkis (di bawah bendera House of Badminton), voli, dan lainnya.
Hak Siar Terbaru
Pada Agustus 2022, Kompas TV memperoleh hak siar DFB Pokal untuk musim 2022-2023 hingga 2024-2025. Langkah ini menunjukkan komitmen Kompas TV untuk terus memperluas jangkauan konten olahraga dan memberikan variasi lebih banyak kepada pemirsanya.
Dengan perubahan ini, Kompas TV berusaha untuk menjadi lebih kompetitif dalam industri penyiaran dan memenuhi kebutuhan pemirsa yang beragam.
Penegasan sebagai Televisi Berita
Memasuki Juli 2015, setelah perpindahan frekuensi, Kompas TV mulai melakukan perubahan signifikan dalam pemrogramannya di bawah kepemimpinan Rosiana Silalahi. Stasiun ini perlahan-lahan mengalihkan fokusnya ke acara berbasis informasi dan berita, sambil mengurangi porsi acara hiburan.
Fokus pada Berita
Pada 28 Januari 2016, Kompas TV secara resmi berkomitmen untuk menjadi media berita, dengan menekankan perhelatan Suara Indonesia sebagai program utamanya hingga saat ini. Keputusan ini didasari oleh pengenalan publik terhadap nama "Kompas" sebagai sumber berita, serta keinginan untuk melakukan sinergi dengan harian Kompas dan Kompas.com.
Perubahan Branding
Untuk memperkuat identitas sebagai televisi berita, pada 19 Oktober 2017, Kompas TV mengubah logonya dengan menghilangkan ikon "K", menjadikannya lebih mirip dengan logo harian Kompas. Selain itu, slogannya juga berganti menjadi "Independen | Terpercaya."
Ide penghilangan ikon "K" sebenarnya telah direncanakan sejak tahun 2016, namun baru terealisasi setahun kemudian. Dengan langkah-langkah ini, Kompas TV berupaya menegaskan posisinya sebagai sumber berita yang kredibel dan dapat diandalkan di Indonesia.
Kompas TV: Menjaga Keseimbangan antara Berita dan Hiburan
Meskipun telah bertransformasi menjadi televisi berita, Kompas TV tetap mempertahankan beberapa program hiburan dalam penayangan mereka. Beberapa acara seperti Stand Up Comedy Indonesia dan berbagai program olahraga masih ditayangkan, menunjukkan komitmen stasiun ini untuk memberikan variasi konten kepada pemirsa.
Siaran Olahraga Elektronik
Pada 29 Juli 2018, Kompas TV mencatat sejarah dengan menjadi televisi nasional pertama yang menayangkan cabang olahraga elektronik secara gratis di Indonesia. Siaran langsung Grand Final turnamen Mobile Legends Southeast Asia Cup 2018 menjadi momen penting bagi Kompas TV, menandai langkahnya untuk menjangkau audiens yang lebih muda dan penggemar esports.
Kerjasama untuk Siaran Balap Motor
Selanjutnya, melalui kerjasama dengan Fox Sports dan Mola TV, Kompas TV juga berencana menayangkan ajang balap motor internasional, yaitu Kejuaraan Dunia Superbike, mulai musim 2020. Namun, Kompas TV hanya akan menayangkan sesi balapan kedua dari kejuaraan tersebut.
Dengan kombinasi program berita dan hiburan, serta penayangan acara olahraga yang inovatif, Kompas TV terus berusaha memenuhi kebutuhan pemirsa yang beragam dan menjaga relevansi di industri penyiaran.
Logo Pertama Kompas TV
Logo pertama Kompas TV memiliki desain yang kaya makna dan simbolisme. Berikut adalah rinciannya:
Deskripsi Logo
- Ikon "K": Logo terdiri dari ikon huruf "K" yang berwarna-warni, mencakup sembilan warna yang melambangkan unsur-unsur alam di Indonesia, seperti darat, laut, dan udara.
Makna Warna
- Warna-Warna: Mewakili elemen tropis seperti laut, langit, kayu, dan hutan, yang mencerminkan keberagaman Indonesia (Bhinneka Tunggal Ika) yang terintegrasi secara harmoni.
Bentuk Segitiga
- Segitiga Berwarna: Bentuk segitiga dalam logo melambangkan energi, kekuatan, keseimbangan, hukum, ilmu pasti, agama, dan dinamisme.
Integrasi dan Inspirasi
- Integrasi Keragaman: Bentuk segitiga yang terintegrasi dalam huruf "K" mencerminkan keutuhan dan inspirasi dari keragaman budaya Indonesia.
Refleksi Jurnalisme
- Nama "Kompas": Menggambarkan hubungan dengan brand parent-nya, harian Kompas, yang dikenal dengan tradisi jurnalisme yang kuat dan terpercaya.
Logo ini tidak hanya berfungsi sebagai identitas visual, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai dan misi Kompas TV dalam menyebarkan informasi dan berita.
Logo Baru Kompas TV
Sejak 19 Oktober 2017, Kompas TV memperkenalkan logo baru yang lebih sederhana dan modern. Berikut adalah rincian dan makna dari logo baru ini:
Deskripsi Logo
- Bentuk: Logo baru memiliki bentuk persegi panjang yang memberikan kesan stabil dan solid.
- Warna: Terdiri dari dua unsur warna utama, yaitu biru dan merah.
Makna Warna
- Biru: Melambangkan kepercayaan, ketenangan, dan profesionalisme. Warna ini mencerminkan komitmen Kompas TV terhadap independensi dan integritas dalam penyampaian berita.
- Merah: Simbol energi, semangat, dan keberanian. Warna ini menekankan keberanian Kompas TV dalam menghadapi tantangan dan menyajikan berita yang akurat.
Tulisan dan Tagline
- Tulisan Merek: Nama "Kompas TV" ditulis dengan tegas, menunjukkan kekuatan dan kejelasan identitas merek.
- Tagline: Slogan "Independen | Terpercaya" bersatu di bawah nama merek, menegaskan komitmen Kompas TV untuk menjadi sumber berita yang andal dan tidak terpengaruh oleh kepentingan luar.
Tujuan Logo Baru
Logo ini dirancang untuk menunjukkan citra Kompas TV sebagai televisi berita yang modern dan segar, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai independensi dan kepercayaan yang telah menjadi ciri khas dari brand Kompas. Dengan tampilan yang lebih sederhana, logo baru ini bertujuan untuk memudahkan pengenalan merek di kalangan masyarakat.
Penulisan Merek
- Font Klasik: Penulisan merek "Kompas TV" menggunakan jenis font yang klasik, mencerminkan ketegasan dan tujuan yang jelas tanpa embel-embel. Ini menunjukkan komitmen Kompas TV untuk memberikan informasi yang langsung dan transparan.
- Keselarasan dengan Harian Kompas: Penulisan "KOMPAS" disesuaikan dengan logo harian Kompas, menegaskan keterkaitan dan kesatuan antara Kompas TV dan harian Kompas sebagai satu kesatuan yang saling mendukung.
Penggunaan Warna
- Biru untuk "KOMPAS": Warna biru pada tulisan "KOMPAS" melambangkan kepercayaan, ketenangan, dan stabilitas.
- Merah untuk "TV": Warna merah pada "TV" menunjukkan energi, semangat, dan keberanian. Kombinasi ini mencerminkan keberagaman yang tetap terintegrasi dalam satu identitas.
Slogan
- "Independen": Menunjukkan kebebasan ruang redaksi, tanpa intervensi dari pihak manapun. Ini menekankan komitmen Kompas TV untuk menjaga integritas jurnalistik.
- "Terpercaya": Menegaskan bahwa Kompas TV menyediakan berita yang akurat dan dapat diandalkan, berfungsi sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat, serta menjadi clearing house of information.
Dengan elemen-elemen ini, logo baru Kompas TV tidak hanya menjadi identitas visual, tetapi juga menyampaikan nilai-nilai dan prinsip yang mendasari operasi stasiun televisi ini.
Jaringan Terestrial Kompas TV
Kompas TV mulai mengudara secara luas pada 9 September 2011. Berikut adalah rincian mengenai jaringan terestrial dan penyebaran siarannya:
Penyiaran Awal
- Siaran Lokal: Pada awalnya, siaran di jaringan televisi lokal terdiri dari 70% siaran yang direlay dari Kompas TV dan 30% siaran yang dikelola sendiri oleh stasiun lokal.
- Stasiun Lokal: Kompas TV menggandeng 9 televisi lokal sebagai mitra, yaitu:
- KTV (Jakarta)
- STV (Bandung)
- TVB (Semarang)
- BCTV (Surabaya)
- MOS TV (Palembang)
- Khatulistiwa TV (Pontianak)
- ATV (Malang)
- Makassar TV (Makassar)
- Dewata TV (Denpasar)
Ekspansi Jaringan
- Rencana Perluasan: Kompas TV merencanakan untuk menjangkau kota-kota besar lainnya, dengan banyak kota yang sudah siap menyiarkan jaringan ini melalui pembangunan stasiun pemancar.
- Siaran Percobaan: Beberapa kota, seperti Yogyakarta, Purwokerto, dan Cirebon, berada dalam tahap siaran percobaan.
Jangkauan Saat Ini
- Perluasan Jangkauan: Seiring waktu, Kompas TV berhasil memperluas jangkauannya hingga ke seluruh Nusantara, dari Sabang sampai Merauke.
- Data Izin Penyelenggaraan: Menurut data dari Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), Kompas TV saat ini disiarkan melalui 36 stasiun televisi yang dimiliki oleh 29 perusahaan. Ini memungkinkan Kompas TV untuk menjangkau 29 dari 38 provinsi di Indonesia.
Dengan langkah-langkah ini, Kompas TV menunjukkan komitmennya untuk menjadi salah satu jaringan televisi terkemuka di Indonesia, memberikan akses informasi yang luas kepada masyarakat di berbagai daerah.
Transmisi Kompas TV dan Stasiun Afiliasinya
Berikut adalah data mengenai transmisi Kompas TV dan stasiun afiliasinya, berdasarkan informasi dari Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI:
Nama Perusahaan | Nama Stasiun | Daerah | Frekuensi Digital (DVB-T2) | Nama Multipleksing Digital (DVB-T2) |
---|---|---|---|---|
PT Cipta Megaswara Televisi | Kompas TV | DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi | 24 UHF | SCTV Jakarta |
PT Bayanaka Multimedia Digital | Kompas TV Pekalongan | Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan | 33 UHF | Indosiar Tegal |
PT Pratama Cipta Digital | Kompas TV Madiun | Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo | 37 UHF | SCTV Madiun |
Kompas TV Palembang | Palembang | 32 UHF | Indosiar Palembang | |
PT Oxcy Media Televisi | Kompas TV Jawa Timur | Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan | 29 UHF | SCTV Surabaya / SCTV Lamongan / SCTV Mojokerto |
PT Jember Mutiara Nunggal Resti | Kompas TV Jember | Jember, Bondowoso | 27 UHF | SCTV Jember / SCTV Bondowoso |
Kompas TV Ambon | Ambon | 33 UHF | TVRI Maluku | |
PT Syiar Media | Kompas TV Malang | Malang, Kota Batu, Probolinggo | 28 UHF | SCTV Malang / SCTV Probolinggo |
PT Reksa Birama Media | RBTV | Yogyakarta, Bantul, Wonosari, Sleman, Wates, Solo | 32 UHF | Indosiar Yogyakarta / Indosiar Solo |
PT Balakosa Media Digital | Kompas TV Kediri | Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung | 30 UHF | SCTV Kediri |
PT Media Khatulistiwa Televisi | Kompas TV Pontianak | Pontianak | 47 UHF | Indosiar Pontianak |
PT Borneo Television | Kompas TV Banjarmasin | Banjarmasin, Martapura, Marabahan | 33 UHF | SCTV Banjarmasin |
PT Mediatama Amrita Digital | Kompas TV Balikpapan | Balikpapan | 35 UHF | SCTV Balikpapan |
Kompas TV Lampung | Bandar Lampung, Kota Metro | 42 UHF | NTV Bandar Lampung | |
PT Mahkota Ogan Sumatera | Kompas TV Sumsel | Kayu Agung, Ogan Komering Ilir | 32 UHF | Indosiar Lempuing |
Kompas TV Tenggarong | Tenggarong, Samarinda | 37 UHF | SCTV Samarinda | |
PT Kompas TV Aceh-Bangka | Kompas TV Bangka | Pangkal Pinang | 36 UHF | RCTI Pangkalpinang |
PT Kompas TV Media Informasi | Kompas TV Kupang | Kupang | 29 UHF | TVRI Nusa Tenggara Timur |
Kompas TV Medan | Medan | 34 UHF | Indosiar Medan | |
PT Papua Sorta Televisi | Kompas TV Merauke | Merauke | 28 UHF | TVRI Papua |
Kompas TV Sorong | Sorong | 29 UHF | TVRI Papua | |
PT Alternatif Media Televisi | Kompas TV Riau | Pekanbaru | 39 UHF | TVRI Riau |
PT Makassar Lintas Visual Cemerlang | Kompas TV Makassar | Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene | 28 UHF | TVRI Sulawesi Selatan |
PT Kompas TV Media Televisi | Kompas TV Gorontalo | Gorontalo | 34 UHF | TVRI Gorontalo |
PT Pasundan Utama Televisi | Kompas TV Jawa Barat | Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur | 29 UHF | Indosiar Bandung |
PT Televisi Semarang Indonesia | Kompas TV Jawa Tengah | Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus | 33 UHF | Indosiar Semarang |
PT Andalan Utama Sukabumi | Kompas TV Sukabumi | Sukabumi | 38 UHF | Indosiar Sukabumi |
PT Televisi Antero Nusantara | Kompas TV Aceh | Banda Aceh | 35 UHF | Indosiar Banda Aceh |
PT Televisi Tanah Liat Semesta | Kompas TV Purworejo | Purworejo, Kebumen | 33 UHF | Indosiar Purworejo |
PT Mediantara Televisi Bali | Kompas TV Dewata | Kota Denpasar, Singaraja | 30 UHF | TVRI Bali |
PT Swara Alam Kendari Televisi | Kompas TV Kendari | Kendari | 36 UHF | SCTV Kendari |
PT Pacific Televisi Anugerah | Kompas TV Manado | Manado | 29 UHF | TVRI Sulawesi Utara |
PT Batanghari Televisi Indonesia | Kompas TV Jambi | Jambi | 44 UHF | TVRI Jambi |
PT Bengkulu Televisi | Kompas TV Bengkulu | Bengkulu | 31 UHF | Indosiar Bengkulu |
PT Sulteng Senegor Televisi | Kompas TV Palu | Palu | 38 UHF | SCTV Palu |
Donggala | 31 UHF | TVRI Sulawesi Tengah (TVRI Donggala dan lainnya) | ||
PT Karimun Media Televisi | Kompas TV Batam | Batam, Karimun | 46 UHF | Trans TV Batam |
Data di atas menunjukkan luasnya jaringan dan jangkauan siaran Kompas TV di berbagai daerah di Indonesia, menegaskan komitmennya untuk menyediakan akses informasi yang luas kepada pemirsa di seluruh Nusantara.
Siaran Kompas TV Melalui Satelit dan Kabel
Kompas TV dapat diakses melalui berbagai platform televisi berlangganan dan siaran satelit. Berikut adalah rincian mengenai layanan tersebut:
Televisi Berlangganan
Sejak awal berdirinya, Kompas TV tersedia di beberapa layanan televisi berlangganan berikut (tanpa siaran lokal):
- Accola Play
- K-Vision
- First Media
- IndiHome
- IndiHome TV
- MNC Vision
- Transvision
- MNC Play
- Biznet Home
- Vision+
- Vidio
Siaran Parabola
- Satelit Telkom-4: Kompas TV juga dapat disaksikan secara gratis melalui parabola yang terhubung ke satelit Telkom-4, memberikan akses lebih luas bagi pemirsa di berbagai daerah.
Dengan berbagai opsi ini, Kompas TV berusaha menyediakan akses informasi yang mudah dan luas bagi pemirsa di seluruh Indonesia, baik melalui televisi berlangganan maupun siaran satelit.
Siaran Kompas TV Melalui Televisi Internet
Kompas TV juga dapat diakses melalui berbagai platform televisi internet. Berikut adalah daftar layanan yang menyediakan siaran langsung Kompas TV:
Link Streaming Kompas TV
Dengan berbagai platform ini, pemirsa dapat menikmati siaran Kompas TV secara fleksibel dan praktis, kapan saja dan di mana saja, sesuai dengan kebutuhan mereka.