Rabu, 04 Desember 2024

BTV Live: Profile, Sejarah dan Link Streaming BTV

BTV Live

BTV adalah jaringan televisi swasta digital yang hadir di Indonesia. Sebelumnya, stasiun ini dikenal dengan berbagai nama, termasuk Q Channel, QTV, dan BeritaSatu. Fokus utama BTV adalah penonton dari kalangan televisi berlangganan dan masyarakat menengah ke atas.

Sejak 11 Oktober 2022, BTV resmi mengganti namanya menjadi seperti yang kita kenal sekarang. Dengan perubahan ini, siarannya mulai dapat dinikmati di berbagai daerah di Indonesia. Namun, menariknya, BTV di setiap saluran daerah yang dimiliki oleh DNN hanya berfungsi sebagai penyedia konten.

Dengan strategi ini, BTV berupaya menjangkau lebih banyak penonton dan menawarkan beragam program yang menarik dan informatif. Misi mereka adalah memberikan konten berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi audiens di seluruh Indonesia.

Sejarah BTV: Dari Q Channel ke Jaringan Televisi Digital

BTV awalnya dikenal sebagai Q Channel—singkatan dari Quick Channel. Saluran ini dirintis oleh Peter F. Gontha, seorang petinggi di RCTI dan SCTV. Q Channel memulai siaran percobaannya pada 1 Mei 1998 dan resmi diluncurkan pada 29 Mei 1998.

Fokus utama Q Channel adalah pada eksekutif dan segmen masyarakat berpenghasilan tinggi yang berpengaruh, serta para pembuat keputusan. Dengan target audiens yang spesifik ini, sebagian besar konten yang ditawarkan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Acara-acara di Q Channel sebagian besar terdiri dari bincang-bincang dan infotainment yang berkaitan dengan bisnis, ekonomi, politik, gaya hidup, dan hiburan. Beberapa program terkenal seperti Impact dan TV Magazine menjadi sorotan utama dalam jadwal tayang mereka.

Dengan perjalanan yang kaya ini, BTV telah bertransformasi dari Q Channel menjadi jaringan televisi digital yang lebih luas, terus menawarkan konten yang relevan dan menarik bagi penontonnya di seluruh Indonesia.

Perubahan Nama Q Channel Menjadi QTV: Langkah Menuju Televisi Sindikasi

Pada 15 September 2005, Q Channel resmi berganti nama menjadi QTV. Ini adalah langkah penting bagi saluran yang dikenal sebagai televisi sindikasi pertama di Indonesia. Dalam perannya sebagai penyedia konten, QTV menyiarkan program-programnya melalui sejumlah stasiun televisi dan radio lokal di berbagai daerah. Meskipun siarannya dapat dinikmati secara mandiri di beberapa televisi berlangganan seperti Indovision, QTV tetap berusaha menjangkau audiens yang lebih luas.

Pergantian nama ini, menurut Peter F. Gontha, bukan hanya soal branding, tetapi juga merupakan harapan agar saluran ini dapat terus memenuhi keinginan penonton dan mengembangkan public sphere di Indonesia. Dengan tujuan tersebut, QTV menghadirkan beragam program yang mencakup bisnis, informasi, pendidikan, dan hiburan.

Seperti pendahulunya, QTV masih mengedepankan acara talk show. Beberapa program terkenal di antaranya adalah Sudut Bidik, Soegeng Sarjadi Forum, Oposisi, dan Leader of Indonesiasatu – Media Mencari Pemimpin. Dengan fokus pada penonton kelas atas, QTV memperkirakan dapat menjangkau sekitar 2 juta pemirsa, menjadikannya salah satu pilihan utama bagi kalangan yang mencari konten berkualitas.

Manajemen dan Tantangan Q Channel serta QTV

Baik Q Channel maupun QTV berada di bawah naungan badan hukum PT Jaring Data Interaktif (JDI). Perusahaan ini tidak hanya mengelola kedua saluran tersebut, tetapi juga memiliki saluran sejenis bernama Swara. Selain itu, JDI terlibat dalam berbagai media lain, termasuk 88888.com, serta menyediakan layanan internet satelit dan proyek bernama Indonesian Multimedia Education Network.

Namun, perjalanan PT JDI dan Q Channel tidak selalu mulus. Pada tahun 2004, mereka menghadapi tantangan besar ketika digugat pailit oleh PT Bursa Efek Jakarta. Nasib perusahaan ini seolah berada di ujung tanduk. Namun, beruntungnya, gugatan tersebut akhirnya dimentahkan di pengadilan karena kurangnya bukti yang cukup untuk mendukung klaim tersebut.

Meski mengalami masa-masa sulit, PT JDI tetap berkomitmen untuk mengembangkan konten dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat, memastikan bahwa baik Q Channel maupun QTV terus beroperasi dan berkontribusi pada industri penyiaran di Indonesia.

Transformasi QTV Menjadi BeritaSatu: Langkah Strategis di Dunia Media

Pada 1 September 2011, QTV resmi bertransformasi menjadi BeritaSatu, dengan peluncuran resminya dilakukan pada 3 September 2011. Perubahan ini terjadi seiring dengan bergabungnya Peter F. Gontha ke Grup Lippo, yang memiliki keinginan kuat untuk terjun ke dalam industri media massa.

Sebelum pergantian nama ini, Grup Lippo, melalui PT First Media News dan PT First Media Production, telah mengakuisisi 100% saham PT Jaring Data Interaktif, pengelola QTV, pada 20 Januari 2011. Transaksi ini melibatkan sejumlah pihak, termasuk Alanberg Pte. Ltd., Asian Future Ltd., dan PT Persada Giri Abadi, dengan nilai mencapai Rp 10 miliar.

Untuk memastikan kesuksesan televisi baru ini, Grup Lippo tidak hanya mengandalkan Gontha, tetapi juga merekrut sejumlah jurnalis senior, seperti Don Bosco Selamun dan Nunung Setiyani, untuk mengisi jajaran pimpinan redaksi BeritaSatu. Dengan tim yang solid dan pengalaman yang mumpuni, BeritaSatu memiliki target ambisius: menjadi televisi berita lokal sekelas internasional, seperti CNN dan BBC News.

Dengan visi yang jelas dan dukungan dari tim yang berkompeten, BeritaSatu berusaha untuk menghadirkan berita yang berkualitas dan informatif, menjadikannya salah satu pilihan utama bagi penonton yang menginginkan informasi terkini dan terpercaya di Indonesia.

BeritaSatu: Saluran Televisi Berita untuk Kelas Atas

BeritaSatu adalah saluran televisi berita yang dirancang untuk menjadi pesaing di pasar media sejenis, dengan fokus pada segmen kelas atas. Program-program yang ditawarkan terutama berpusat pada konten berita yang berkaitan dengan keuangan, informasi politik, kemasyarakatan, dan olahraga. Selain itu, BeritaSatu juga menyajikan acara-acara current affairs yang relevan dan menarik.

Pada awalnya, di bulan Januari 2012, BeritaSatu berencana untuk siaran selama empat jam per hari. Namun, seiring berjalannya waktu, siaran ini ditingkatkan menjadi 7-8 jam per hari, dan akhirnya dapat berjalan 24 jam nonstop. Ini menunjukkan komitmen BeritaSatu untuk menghadirkan informasi yang selalu up-to-date bagi penontonnya.

Menariknya, BeritaSatu juga menjadi salah satu saluran televisi pertama di Indonesia yang mengadopsi teknologi gambar beresolusi tinggi (HD), memberikan pengalaman menonton yang lebih baik bagi audiens.

Selain bersiaran sebagai saluran mandiri, nama "BeritaSatu" juga digunakan untuk beberapa saluran lainnya di bawah satu atap, termasuk BeritaSatu World, BeritaSatu English, BeritaSatu Sports, BeritaSatu Lifestyle, dan BeritaDua. Mereka juga memiliki portal berita online di BeritaSatu.com, memperluas jangkauan dan aksesibilitas informasi bagi masyarakat.

Dengan semua inovasi dan komitmen untuk kualitas, BeritaSatu terus berupaya menjadi sumber berita terpercaya yang relevan bagi penontonnya di Indonesia.


Perkembangan Siaran BeritaSatu

Awalnya, siaran BeritaSatu hanya dapat diakses oleh pelanggan televisi kabel First Media. Namun, seiring dengan perluasan kerjasama, saluran ini juga bisa disaksikan di stasiun televisi berlangganan lainnya, seperti Aora dan TelkomVision. Ini menunjukkan upaya BeritaSatu untuk menjangkau lebih banyak audiens.

Dalam waktu tertentu, siaran BeritaSatu juga sempat direlai oleh beberapa stasiun televisi lokal di berbagai daerah, termasuk PKTV, TV-M, Riau Channel, Duta TV, PALTV, Manado TV, dan lainnya. Ini adalah langkah strategis untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan visibilitas konten mereka di berbagai lokasi.

Namun, menjelang akhir 2010-an, upaya perluasan siaran tersebut dihentikan. Saat ini, BeritaSatu hanya dapat disaksikan secara terestrial di wilayah Jabodetabek dan Banten melalui siaran digital. Meskipun demikian, BeritaSatu tetap berkomitmen untuk memberikan informasi berkualitas kepada penontonnya di daerah tersebut, memastikan bahwa mereka tetap menjadi sumber berita yang terpercaya.

Tantangan dan Perkembangan BeritaSatu

Pada tahun 2014, BeritaSatu pernah mengklaim sebagai saluran berita No. 1 di Indonesia, dengan penonton potensial mencapai 26 juta. Saluran ini mengalami peningkatan penonton yang signifikan sejak diluncurkan, dengan klaim peningkatan jumlah penonton yang ratusan kali lipat. Namun, meskipun memiliki prestasi tersebut, BeritaSatu menghadapi tantangan besar dalam bersaing dengan media lain, terutama yang bisa diakses secara free-to-air.

Setelah Don Bosco Selamun mengundurkan diri dari kepemimpinan BeritaSatu, saluran ini tampak kesulitan untuk berinovasi, terutama dalam hal kekritisan beritanya. Pada tahun 2019, BeritaSatu mencoba untuk memposisikan diri sebagai "televisi berita finansial," yang menyuarakan hal-hal positif. Sayangnya, upaya ini tidak memberikan dampak yang signifikan.

Situasi semakin memburuk, dan pada Oktober 2021 serta Maret 2022, BeritaSatu terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 70% dari total karyawannya, yang berjumlah 250 orang. PHK tersebut mencakup berbagai posisi penting, termasuk wakil pemimpin redaksi, manajer, dan produser.

Pasca-PHK massal, ada rencana untuk menghentikan siaran televisi BeritaSatu dan mengubah konsepnya menjadi penyedia video berita di aplikasi dan situs berbagi video. Langkah ini mencerminkan perubahan besar dalam strategi BeritaSatu untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat dan untuk menyesuaikan diri dengan tren konsumsi media yang berubah.

Perubahan Menuju "Era Baru" BTV

Pada Oktober 2022, BeritaSatu mengumumkan bahwa mereka akan memasuki "era baru" dengan fokus yang diperbarui. Perubahan ini terlihat melalui logo baru yang disisipkan di pojok kanan bawah siarannya. "Era baru" ini mencerminkan pergeseran dari fokus awal yang semata-mata pada berita, menjadi juga mencakup hiburan.

Perubahan ini secara resmi dilaksanakan pada 11 Oktober 2022 pukul 09.53 WIB, ketika BeritaSatu berganti nama menjadi BTV. Seremoni pergantian nama ini diadakan dalam pembukaan Investor Daily Summit 2022, yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo serta beberapa pejabat penting lainnya.

Transformasi ini menunjukkan keinginan BTV untuk beradaptasi dengan perubahan dalam industri media dan untuk menarik audiens yang lebih luas dengan menawarkan lebih dari sekadar konten berita. Dengan langkah ini, BTV berharap dapat meningkatkan daya tariknya di pasar yang semakin kompetitif.

Transformasi Induk Perusahaan: Dari BeritaSatu Media Holdings ke B Universe

Pada saat yang sama dengan perubahan nama BeritaSatu menjadi BTV, induk perusahaannya juga berganti nama dari BeritaSatu Media Holdings menjadi B Universe. Nama B Universe, yang berarti "semesta B," dimaksudkan agar informasi yang disampaikan dapat dirangkum dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Istilah ini juga dapat diartikan sebagai B Seen atau B Look ("dilihat – dipandang"), yang menunjukkan bahwa media-media di bawah induk ini diharapkan menjadi pilihan yang dipertimbangkan, dipercaya, dan menginspirasi.

B Universe dan semua media yang berada di bawahnya, termasuk BTV, bertujuan untuk memberikan kontribusi positif dengan membuka ruang diskusi yang kritis dan konstruktif mengenai arah bangsa ke depan. Transformasi ini melanjutkan apa yang telah dirintis oleh BeritaSatu Media Holdings, dengan komitmen untuk menghadirkan informasi yang berkualitas dan relevan.

Dengan konsep multiplatform, B Universe tidak hanya menyajikan berita melalui BTV, tetapi juga melalui berbagai media lain, termasuk koran Investor Daily. Ini menunjukkan upaya untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan informasi yang mendalam serta bermanfaat bagi masyarakat.

Pergantian Nama dan Penjualan Saham BeritaSatu

Pergantian nama dari BeritaSatu menjadi BTV dan perubahan induknya menjadi B Universe terjadi setelah Lippo Group menjual 80% saham BeritaSatu kepada Enggartiasto Lukita, yang merupakan mantan Menteri Perdagangan, politisi dari NasDem, dan pengusaha. Penjualan ini berlangsung pada Juli 2022, sementara Lippo Group tetap memegang 20% sisa saham setelah transaksi tersebut.

Meskipun ada informasi mengenai penjualan saham, masih belum jelas apakah semua media massa di bawah BeritaSatu Media Holdings juga ikut dijual. Namun, yang pasti, Enggartiasto Lukita tercatat telah menjabat sebagai Executive Chairman dari B Universe (dan sebelumnya BeritaSatu Media Holdings) sejak September 2022.

Transformasi ini menandai perubahan signifikan dalam kepemilikan dan arah strategis perusahaan, dengan harapan bahwa dibawah kepemimpinan baru, B Universe dan BTV dapat berinovasi dan menarik lebih banyak audiens.

Perubahan Pemrograman dan Perluasan Siaran BTV

Setelah pergantian nama dari BeritaSatu menjadi BTV, program-program yang sebelumnya didominasi oleh acara berita mengalami perubahan total. Misalnya, acara Jurnal diubah menjadi BeritaSatu, sementara banyak program baru yang ditambahkan, termasuk acara majalah berita yang mirip dengan On The Spot.

BTV menargetkan untuk memperluas segmen acaranya, yang kini mencakup siaran olahraga, hiburan, dan musik. Dengan klaim bahwa program-program ini akan berkualitas tinggi, BTV berusaha untuk menjangkau semua segmen usia dan jenis kelamin.

Selain perubahan dalam pemrograman, BTV juga melakukan perluasan siaran. Awalnya, siaran BTV hanya dapat dinikmati secara terestrial di Jabodetabek dan melalui televisi berlangganan. Namun, BTV menargetkan untuk hadir di 90 kota di Indonesia melalui siaran digital, sejalan dengan penghentian siaran analog yang akan segera diberlakukan.

Dengan langkah-langkah ini, BTV berharap dapat meningkatkan jangkauan dan relevansi kontennya di tengah persaingan yang ketat di industri media.

Kerja Sama Strategis BTV dengan PT Tripar Multivision Plus Tbk

Pada pertengahan Agustus 2023, BTV memulai kerja sama dengan PT Tripar Multivision Plus Tbk (MVP), di mana MVP akan menjadi mitra eksklusif BTV dalam memasok konten-konten miliknya. Kerja sama ini dianggap sebagai langkah strategis bagi MVP untuk menghadirkan konten berkualitas yang telah lama dinantikan oleh masyarakat Indonesia, terutama konten sinematografi yang telah menjadi bagian dari budaya pop Indonesia.

Kemitraan ini semakin diperkuat pada 20 September 2023, ketika nota kesepahaman (MoU) resmi ditandatangani antara MVP dan B-Universe di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan. Penandatanganan tersebut dihadiri oleh Enggartiasto Lukita, pendiri B-Universe, dan Raam Punjabi, pendiri MVP. Dalam kerangka kerja sama ini, beberapa konten produksi MVP, termasuk Titipan Ilahi, Suami-Suami Takut Istri, dan program lainnya mulai tayang di BTV sejak pertengahan September 2023.

Namun, pada 1 Februari 2024, program-program dari Multivision mendadak menghilang dari tayangan BTV dan digantikan oleh program lain. Penghentian ini terjadi tanpa adanya penjelasan yang jelas mengenai alasan di balik keputusan tersebut, meninggalkan tanda tanya di kalangan penonton dan pengamat industri.

Perubahan mendadak ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam dunia penyiaran, di mana kerja sama strategis dapat berubah dengan cepat, dan menyoroti tantangan yang dihadapi oleh saluran televisi dalam mempertahankan konten dan kemitraan yang menguntungkan.

Akses BTV Melalui Berbagai Platform

BTV dapat diakses melalui berbagai platform, baik satelit, kabel, IPTV, maupun televisi internet. Berikut adalah rincian aksesnya:

Satelit

  • Telkom-4 (gratis): 3876/H/3600 (MPEG-4/HD)
  • Asiasat-9 (gratis): 3880/H/33000 (MPEG-4/HD)
  • MNC Vision: 103
  • Nex Parabola: 110
  • Transvision: 813
  • K-Vision: 17

Kabel

  • First Media:
    • 1 (SD)
    • 418 (HD)

IPTV

  • Biznet Home: 21 (HD)
  • IndiHome: 115 (HD)
  • Indosat HiFi: 15
  • MyRepublic: 558 (HD)

Link Streaming BTV

Dengan beragam opsi akses ini, BTV berusaha untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan memberikan kemudahan bagi penonton dalam menikmati konten yang disajikan.

Disqus Comments